28 July 2012

Muara Gembong,menangis disaat Jatiluhur luber dan laut meluap...

Perih...itulah yg dirasakan warga Muaragembong saat Jatiluhur luber, pdhal jarak nya sangat jauh.mengapa?karna saat Jatiluhur luber,aliran air deras yg menjadi ujungnya kali Citarum ini malah kebagian jatah banjir. Tiada lagi yg mampu diselamatkan selain diri sendiri dan keluarga tercinta. Terisolasi, sudah pasti... karena jauh nya daerah ini ditambah jalur transportasi yg membuat miris. Tanjungnuhun menjadi desa yang paling parah terkena dampaknya. Bayangkan, rumah hanya terlihat genteng nya saja. Dan bantuan tersendat akibat rusak nya jalan... mereka hanya bisa memeluk anak2 di emperan kantor kecamatan bahkan dibawah pepohonan saat malam datang. Jangan tanya tentang mengapa mereka tidak pindah saja? Karena yg mereka jadikan sebagai sandaran adalah hasil laut dan sebagian palawija yg mungkin hanya cukup untuk makan... lalu apalagi yg akan mereka dapatkan jika memang harus pindah... yg terpenting harapan mereka adalah keseriusan pemerintah dalam penanganan.


Kemudian,saat laut meluap, banjir rob pun tiba.memang tidak sedahsyat luber nya Jatiluhur, tapi cukup untuk membuat mereka tak mampu memejamkan mata. karna ahir2 ini, banjir rob datang lebih lama dan level air yg lebih tinggi... ditambah air nya yg asin, membuat rumah termakan reaksi garam nya. Tanggul2 empang jebol dibuatnya, nelayan pun merugi. Lalu siapa mau ganti? Karna hakikat nya ini adalah bencana alam. Andai pemerintah mau peduli, nelayan tidak mungkin merugi apalagi menahan perut sesaat ketika lapar...
Muaragembong memiliki laut, Muaragembong memiliki sawah, Muaragembong memiliki segala sumber daya yg msh tersembunyi, namun ia dibiarkan,ditelantarkan dan tidak diperhatikan...
Semoga nelayan tidak bosan pd keadaan, karna iba saja tidak cukup! Perlu ada nya tindakan nyata dari pemerintah.
Muaragembong menjadi habitat burung, menjadi rumah orang2 perkasa,menjadi hunian ribuan ikan, apa akan terus seperti ini?

No comments:

Post a Comment